Jumat, 12 Mei 2017

cerita pengantar tidur kerinci



               Kunun : SI BUJANG KANGKUNG
Oleh : ilham kurniawan

Kisah ini diambil dari kunun atau cerita pengantar tidur orang zaman dahulu dikerinci yang diwariskan secara turun temurun diceritakan kepada anak mereka sebagai hiburan dan pesan moral yang mendidik.
Al kisah hiduplah sibujang kangkung yang pada saat itu ia dilahirkan oleh seorang ibu akan tetapi ia lahir tidak berwujud sebagaimana manusia biasa tetapi lebih mengarah ke binatang yaitu katak atau kangkung bahasa kerinci. Ibunya menghanyutkannya ditepi sungai batang marao dan lalu berkata “ merantaulah nak, dan kelak kalau engkau akan menemukan jatidiri mu, pergilah ibu selalu mengiringimu dengan do’a” lalu sikangkung pun beranyut menaiki daun sintuh dan berlayar banyak tantangan yang ia hadapi selama perjalanan tetapi masalah demi masalah dihadapinya hingga ia sampai pada sungai yag deras dan dalam hampir saja ia tengelam akan tetapi ia selamat dan tertidur maka sampailah ia disuatu negeri “antah berantah” lalu bertemulah sikangkung dengan penunggu sungai muhut yang berjanggut merah berserban putih bak para kyai atau syekh dan memakai sebuah tongkat. Maka ia pun bertanya kepada penunggu tersebut “wahai orangtua jikalau boleh tau dimana aku sekarang ini “ lalu penunggu itupun menjawab “ wahai anak muda kamu sudah sampai diakhir perjalananmu yaitu disungai muhut” lalu iapun bercerita kepada penunggu akan nasib yang menimpanya lalu penunggu tersebut memberikannya sebuah hadiah untuknya karena tidak ada seorangpun yang pernah sampai dan menginjakkan kaki di sungai muhut tempat ia tinggal maka ia mengetahui bahwa sikangkung adalah orang pilihan untuk menjaga amanah leluhurnya maka ia memberikan tongkatnya dan benda pusakanya dan setelah itu dengan izin allah berubah lah sikangkung menjadi manusia seutuhnya yang bertubuh kekar dan memiliki ilmu kesaktian dan penunggu sungai itupun berpesan kepada sikangkung agar ia tidak semberangan menggunakan ilmunya karena sebaik-baik ilmu yaitu bermanfaat bagi diri sendiri dan saling membantu antar sesama manusia ia juga mengajarkannya kita harus memiliki jiwa dan hati yang besar agar tidak gegabah dan sombong jika kalau bertemu dengan orang yang berniat jahat kepada kita sebaiknya bersabar lah dan hindarilah anggap saja “angin lalu” atau tidak terjadi sesuatu apapun dan kalau masih juga tetap juga bersabar dan anggap saja kawan bergurau sesama gedang atau kawan sebaya, jika masih juga maka janganlah mundur dan hadapilah hanyalah allah yang mengetahui bagaimana kesudahannya karena allah bersama orang-orang yang bersabar.
Lalu sibujang kangkung pamit kepada orangtua tersebut dan kembali kekampung halamannya